ORGANISASI PEMBELAJAR

yohaneslaja.com

ORGANISASI PEMBELAJAR 

Kita telah memasuki era ketiga yang disebut juga dengan era pengetahuan, pada era ini pengetahuan manusia telah menjadikannya sebagai modal virtual (human capital) yang sangat menentukan perkembangan organisasi.

Ciri era pengetahuan adalah :

1. Informasi cepat, aksesibilitas tinggi, cepat usang
2. Permasalahan makin kompleks
3. Perubahan di bidang sosial, politik, ekonomi dan budaya

Daniel Goleman mengatakan bahwa dunia kerja membutuhkan 80 % orang yang memiliki kecerdasan emosional, dan hanya 20% kecerdasan intelektual., untuk mengintegrasikannya diperlukan kecerdasan spiritual, yang berbicara mengenai pemaknaan hakikat kerja bagi manusia.

Menurut Peter Senge umur rata-rata perusahaan kelas dunia yang masuk daftar Fortune 500, rata2 hanya 40 -50 thn.
Penyebab umur pendek perusahaan, umumnya karena tidak mampu belajar dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Arie de Geus 1997 dalam bukunya The Living Company, mengatakan bahwa kebanyakan perusahaan yang tidak mampu berubah dikarenakan kebodohan para manajer dan karyawannya.Untuk mengatasi kebodohan diperlukan perubahan mindset, dan menurut Gde Prama memiliki derajat kesulitan yang lebih tinggi daripada sekadar mengubah teknologi dan variabel lain yang bersifat fisik, hal ini karena manusia sulit untuk melupakan keberhasilan masa lalu yang telah melahirkan comfortable zone of mind.

Permasalahannya sangat halus ada dalam paradigma berfikir, untuk selamat dari jebakan tersebut , manusia harus mampu membekali diri untuk beradaptasi dengan perubahan yang tengah terjadi.

Organisasi pembelajar menuntut suasana kerja yang kondusif
Dalam tatanan dunia yang baru ini , manusia adalah pelaku utama yang merupakan sumber penghasil teknologi yang menentukan keberhasilan suatu organisasi.

Manusialah merupakan mesin utama penghela organisasi, oleh karena dalam lingkungan seperti itu modal utama dalam suatu organisasi adalah trust atau rasa saling percaya.

Pada era kini, kita perlu menyadari dan meyakini pentingnya manajemen serta kepemimpinan yang memiliki tata nilai yang sarat dengan hubungan kemanusiaan, sehingga mampu memunculkan potensi sumberdaya insani (teknologi yang bersumber dari pengetahuan manusia) untuk kemudian mengembangkannya kearah pencapaian sasaran dan visi organisasi masa depan.

Resep Organisasi berumur panjang

Mengapa ada banyak organisasi berumur panjang.menurut penelitian Ellen de Rooij di belanda mengindikasikan rata-rata umur perusahaan di eropa berkisar antara 10 sd 12,5 tahun.
Namun diantaranya ada yang berumur amat panjang seperti perusahaan Stora di Swedia yang berumur 800 tahun, Sumitomo 400 tahun, Du Pont 195 tahun.

Resep umur panjang perusahaan itu antara lain:
1. Sensitif terhadap lingkungan
2. Memiliki identitas dan jati diri yang kuat
3. Memiliki sikap toleran terhadap perbedaan dan mampu mendelegasi kewenangan berdasarkan rasa saling percaya
4. Melaksanakan manajemen investasi yang rasional

Organisasi tradisional terlalu menempatkan manusia selaku makhluk rasional logical dan melupakan sisi emosi, yang sebenarnya merupakan sumber spirit penentu efektifnya potensi intelektual seseorang. Sisi emosi sebenarnya sumber kompetensi kerja seseorang, jika gagal mengelolanya akan menjadi penyebab runtuhnya suatu organisasi.

Organisasi masa depan dituntut untuk mampu berfungsi sebagai sumber pemberi makna dalam kehidupan karena memiliki sasaran yang seimbang antara mengejar kesejahteraan duniawi dengan kegiatan yang peduli etika bisnis, kelestarian lingkungan serta tanggung jawab sosial.

Organisasi pembelajar akan dihuni oleh individu-individu yang mampu belajar untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan individualnya yang kemudian akan di transformasikan untuk meningkatkan nilai tambah organisasinya.

Organisasipun dituntut harus mampu mengikuti prinsip-prinsip hukum sosial dan hukum alam .

Manusia akan mampu menjaga peran dan fungsinya sebagai manusia jika ia mampu menjaga fitrah dirinya, dalam arti tidak melanggar hukum-hukum alam dan sosial yang mengatur kehidupannya baik fisik, sosial maupun rohaninya.

Organisasi yang baik dituntut kepekaan yang serupa. Oleh sebab itu organisasi dituntut untuk lebih fleksibel, kreatif dan mampu belajar secara harmonis layaknya sebuah oekestra., yang tetap kompak pada aturan main yang disepakati.

Perubahan adalah perubahan pola pikir

Perubahan memerlukan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengubah, terutama mengubah diri dan keluarganya yang kemudian memberi pelayanan kepada masayarakatnya (servant leader).

Hakekatnya memimpin adalah melayani yang dipimpinnya untuk menuju perubahan jiwa.
Keberhasilan suatu perubahan bukan ditentukan oleh canggihnya metode dan teknik rekayasa, namun lebih ditentukan oleh adanya komitmen dan kompetensi dari manusia yang terlibat dalam pekerjaan sehari-hari.

Suatu perubahan sering gagal karena tidak memiliki kepastian arah. Hal ini terutama karena pimpinan organisasi tak memiliki visi atau tidak mampu menunjukkan visi atau arah kemana perubahan akan dituju, serta apa peran masing-masing bidang untuk menuju visi dan sasaran perubahan.

Kebanyakan organisasi menganggap bahwa perubahan cukup dilakukan dengan melakukan penyesuaian sistem manajemen dan teknologi, yang pada dasarnya hanya bersifat pakaian. Perubahan organisasi selain menyentuh unsur fisik juga harus menyentuh unsur pikiran dan kalbu yang berperan dalam mengendalikan kamauan dan kemampuan manusia untuk melaksanakan perubahan.

Kompetensi Generik Pekerja

Menghadapi tantangan dunia kerja saat ini, pekerja tidak cukup hanya dengan kemampuan intelektualnya saja (hard skill) tetapi juga perilaku kerja yang baik (soft skill)..
Kompetensi generik yang harus dikembangkan dari seorang pekerja adalah :

Kompetensi intelektual ,
Berupa kemampuan berprestasi, pengelolaan kerja, inisiatif, penguasaan informasi, berfikir analisis, konseptual, memiliki keahlian praktikal, kemampuan berkomunikasi.

Kompetensi Emosional,
Berupa kemampuan menguasai diri, mampu memahami dan mendengarkan dan menanggapi orang lain, kepedulian atas kepuasan pelanggan, pengendalian diri, percaya diri
Kemampuan beradaptasi, memiliki komitmen pada organisasi.

Kompetensi Sosial,
Berupa kemampuan ,membangun simpul-simpul kerjasama cerdas dan hangat dengan orang lain, kemampuan membangun hubungan kerja, mengembangkan orang lain, mengarahkan bawahan, kerjasama tm, kepemimpinan kelompok, kemampuan mempengaruhi dan kesadaran berorganisasi.

Membangun Motivasi
Mengukur pekerja secara sederhana dapat dilihat dari dua aspek yakni kemampuan dan kemauan, jikalau kemampuan merupakan pakaian maka kemauan berada dilatar dalam, berada di pusat kompetensi nya pekerja. Dalam psikologi kemauan bersandar pada motivasi .
Ian Marshall dalam bukunya Spiritual Capital menjelaskan motivasi adalah iadalah atraktor atau paradigma utuh mencakup :
• Perilaku
• Emosi
• Sikap
• Asumsi
• Nilai
• Proses berfikir dan
• Strategi

Kompetensi dasar yang diperlukan di era global

Ada 10 kompetensi generik pekerja yang dibutuhkan organisasi masa kini yaitu:
1. kompetensi lingkungan
2. kemampuan analitik, untuk menganalisa peluang pasar
3. kompetensi strategik, analisa kedepan
4. kompetensi fungsional, yakni kemampuan merancang program untuk mengantisipasi peluang dan perubahan.
5. kompetensi manajerial
6. kompetensi profesi, keahlian di bidang tertentu
7. kompetensi sosial, kemampuan adaptasi lingkungan
8. kompetensi intelektual, berupa daya nalar kritis
9. kompetensi perilaku
10.kompetensi individual berupa kemampuan memanfaatkan keunggulan diri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar