Perkembangan bisnis dan persaingan antar organisasi dewasa ini
bergerak dengan cepat dan dinamis. Program pelatihan dan pengembangan (training
and development) sebagai bagian integral dariproses pengembangan SDM menjadi
penting dan strategis dalam mendukung visi dan misi organisasi. Untuk menjamin kualitas
penyelenggaraan program pelatihan, maka diperlukan suatu fungsi kontrol yang dikenal
dengan evaluasi.
Evaluasi program latihan dan
pengembangan ini diartikan sebagai penetapan criteria keberhasilan beserta
tolak ukurnya. Suatu program latihan memang sangat perlu untuk dievaluir sebab
dengan evaluasi akan diketahui seberapa banyak usaha latihan ini bisa mengubah
perilaku dari peserta sesuai dengan yang diharapkan oleh pelatih dan
perusahaan.
Evaluasi pelatihan memiliki fungsi sebagai pengendali proses dan hasil
program pelatihan sehingga
akan dapat dijamin suatu program pelatihan yang sistematis, efektif dan
efisien. Evaluasi pelatihan merupakan suatu
proses untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam program
pelatihan. Evaluasi pelatihan lebih difokuskan
pada peninjauan kembali proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan serta
dampak pelatihan yang dikaitkan dengan kinerja SDM.
Evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari program
pelatihan, mengingat telah banyak menghabiskan waktu, energi, serta biaya untuk
pelaksanaannya. Agar pelatihan tidak sia-sia, suatu langkah evaluasi dan tindak
lanjut dilakukan secara teratur. Evaluasi suatu program pelatihan diperlukan
untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
staf terjadi dan seberapa besar penerapannya dalam memberikan arti atau
pengaruh pada dirinya, kelompok dan organisasinya.
A. Pengertian Evaluasi
Pelatihan
Evaluasi pelatihan adalah suatu proses untuk menentukan kemajuan
suatu program pelatihan dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai.
B. Tujuan Evaluasi Pelatihan
Tujuan dari evaluasi pelatihan adalah :
1. Menemukan dan menganalisa informasi mengenai pencapaian tujuan dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
2. Mengetahui pengaruh program pelatihan terhadap kinerja hasil
implementasinya.
3.
Mengetahui dengan cepat kemungkinan utnuk perbaikan dan
sinkronisasi program pelatihan sesuai dengan perkembangan situasi dalam
organisasi.
4. Mengetahui reaksi peserta terhadap sebagian atau keseluruhan program
pelatihan;
5.
Mengetahui hasil pembelajaran peserta;
6.
Mengantisipasi tindakan tertentu ketika diperlukan
untuk mengambil langkah-langkah perbaikan
7.
Mengetahui hasil pelaksanaan pelatihan dan pengaruhnya
terhadap kinerja serta masalah-masalahnya;
8. Mengetahui opini pemimpin dan bawahan peserta mengenai hasil
pelatihan;
9.
Mengetahui hubungan hasil pelatihan serta dampaknya
bagi organisasi di tempat peserta bekerja.
C. Implementasi
Evaluasi Pelatihan
Terdapat tiga langkah evaluasi pelatihan dengan menggunakan
instrumenn evaluasi dan rancangannya tergantung dari langkah evaluasi apa yang
akan dilakukan. Langkah langkah tersebut antara lain:
1) Evaluasi awal pelatihan; disediakan sebelum pelatihan dimulai dengan
tujuan untuk : Mengetahui reaksi peserta terhadap materi yang diberikan;
2)
Mengetahui tingkat pengetahuan atau tingkat kompetensi
teknis peserta;
3) Sebagai informasi bagi pelatih.
D. Evaluasi Pelatihan.
Evaluasi setelah pelatihan pada tingkat perilaku dalam pekerjaan
sangat penting, karena belum tentu pengetahuan dan pengalaman
pembelajaran yang diperoleh dapat diterapkan dalam pekerjaan, tetapi perilaku
yang baik dalam pekerjaan merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Untuk mengetahui seberapa jauh peserta mengadakan perubahan perilaku
dalam pekerjaan setelah mengikuti pelatihan, evaluasi hendaknya dilaksanakan
oleh beberapa pihak, antara lain: peserta sendiri, atasan peserta, bawahan
peserta, teman sekerja dan pasen serta masyarakat.
Salah satu tehnik evaluasi setelah pelatihan yang berhubungan dengan
perilaku adalah pendekatan terhadap evaluasi, dengan 3 langkah evaluasi :
1.
Evaluasi oleh peserta segera setelah pelatihan dengan
menggunakan daftar isian.
2. Evaluasi oleh peserta 4 bulan setelah pelatihan dengan menggunakan
daftar isian
3.
Evaluasi peserta dengan supervisornya 6 bulan setelah
pelatihan dengan tehnik wawancara terpola dan pertanyaannya meliputi: tujuan
pelatihan, metoda,isi dan pendapat mengenai penerapannya.
E. Laporan Evaluasi
Pelatihan
Laporan evaluasi adalah informasi tertulis tentang aktifitas
training, berfokus pada evaluasi dengan cara yang sistematis,yang berisi
analisa dari evaluasi. Laporan evaluasi meliputi,(1) pendahuluan, (2)
Data dan fakta, (3) Masalah-masalah yang muncul, (4) kesimpulan dan saran.
F. Evaluasi Program –
Program Pelatihan
Pelatihan mestilah di evaluasi dengan sistematis mendokumentasikan
hasil-hasil pelatihan dari segi bagaimana sesungguhnya peserta pelatihan
berperilaku kembali pada pekerjaan mereka dan relevansinya perilaku peserta
pada tujuan-tujuan perusahaan. Dalam menilai manfaat atau kegunaan program
pelatihan, perusahaan mencoba menjawab empat pertanyaan (Simamora, 1997) :
a. Apakah terjadi perubahan ?
b. Apakah perubahan disebabkan oleh pelatihan ?
c. Apakah perubahan secara positif berkaitan dengan pencapaian
tujuan-tujuan organisasional ?
d.
Apakah perubahan yang serupa terjadi pada partisipan
yang baru dalam program pelatihan yang sama ?
Evaluasi membutuhkan adanya penilaian terhadap dampak program
pelatihan pada perilaku sikap dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun
pengukuran efektifitas penilaian meliputi penilaian (Simamora, 1997) :
a. Reaksi-reaksi yaitu bagaimana perasaan partisipan terhadap program.
b.
Belajar yaitu pengetahuan, keahlian, dan sikap-sikap
yang diperoleh sebagai hasil dari pelatihan.
c.
Perilaku yaitu perubahan – perubahan yang terjadi pada
pekerjaan sebagai akibat dari pelatihan.
d. Hasil-hasil yaitu dampak pelatihan pada keseluruhan efektifitas
organisasi atau pencapaian pada tujuan – tujuan organisasional.
Pengukuran reaksi dan belajar yang bersangkut paut dengan
hasil-hasil program pelatihan saja disebut dengan kriteria internal. Pengukuran
perilaku dan hasil-hasil yang mengindikasikan dampak pelatihan pada lingkungan
pekerjaan disebut sebagai kriteria eksternal yaitu dukungan dari pihak
manajemen memberi kesempatan peserta pelatihan mempraktekkan apa yang telah
mereka peroleh dari pelatihan.
Adanya pengukuran efektifitas pelatihan yang telah dilaksanakan
dapat disimpulkan bahwa evaluasi pelatihan baik mengenai program maupun
instruktur/pelatih dapat menjadi umpan balik untuk pelatihan selanjutnya
demikian pula dengan pembelajaran mereka apakah mereka mempelajari
prinsipprinsip, ketrampilan, dan fakta-fakta yang seharusnya mereka pelajari.
Selanjutnya dapat untuk mengetahui apakah perilaku peserta berubah karena
program pelatihan atau bukan. Terakhir dengan melihat hasil dari pelatihan
apakah sesuai dengan tujuan pelatihan yang ditetapkan.
Model 4 level
Merupakan model evaluasi pelatihan yang dikembangkan pertama kali oleh Donald.
L. Kirkpatrick (1959) dengan menggunakan empat level dalam mengkategorikan
hasil-hasil pelatihan.Empat level tersebut adalah level reaksi, pembelajaran,
perilaku dan hasil. Keempat level dapat dirinci sebagai berikut :
·
Level 1 : Reaksi
Reaksi dilakukan untuk
mengukur tingkat reaksi yang didisain agar mengetahui opini dari para peserta
pelatihan mengenai program pelatihan. Pembelajaran mengetahui sejauh mana daya serap
peserta program pelatihan pada materi pelatihan yang telah diberikan. Perilaku diharapkan setelah mengikuti pelatihan terjadi perubahan
tingkah laku peserta (karyawan) dalam melakukan pekerjaan. Hasil untuk menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau
organisasi secara keseluruhan.
Evaluasi reaksi ini sama halnya dengan mengukur tingkat kepuasan peserta pelatihan.
Komponen-komponen yang termasuk dalam level reaksi ini yang merupakan acuan untuk
dijadikan ukuran. Komponen-komponen tersebut berikut indikator-indikatornya
adalah :
1.
Instruktur/ pelatih. Dalam
komponen ini terdapat hal yang lebih spesifik lagi yang dapat diukur yang
disebut juga dengan indikator. Indikator-indikatornya adalah kesesuaian
keahlian pelatih dengan bidang materi, kemampuan komunikasi dan ketermapilan
pelatih dalam mengikut sertakan peserta pelatihan untuk berpartisipasi.
2. Fasilitas pelatihan. Dalam komponen ini, yang
termasuk dalam indikator-indikatornya adalah ruang kelas, pengaturan suhu di
dalam ruangan dan bahan dan alat yang digunakan.
3.
Jadwal pelatihan. Yang termasuk
indikator-indikator dalam komponen ini adalah ketepatan waktu dan kesesuaian
waktu dengan peserta pelatihan, atasan para peserta dan kondisi belajar.
4.
Media pelatihan. Dalam komponen
ini, indikator-indikatornya adalah kesesuaian media dengan bidang materi yang
akan diajarkan yang mampu berkomunikasi dengan peserta dan menyokong
instruktur/ pelatihan dalam memberikan materi pelatihan.
5. Materi Pelatihan. Yang termasuk indikator dalam
komponen ini adalah kesesuaian materi dengan tujuan pelatihan, kesesuaian
materi dengan topik pelatihan yang diselenggarakan.
6.
Konsumsi selama pelatihan
berlangsung. Yang termasuk indikator di dalamnya adalah jumlah dan kualitas
dari makanan tersebut.
7. Pemberian latihan atau tugas. Indikatornya
adalah peserta diberikan soal.
8. Studi kasus. Indikatornya adalah memberikan
kasus kepada peserta untuk dipecahkan.
9. Handouts. Dalam komponen ini indikatornya
adalah berapa jumlah handouts yang diperoleh, apakah membantu atau tidak.
·
Level 2 : Pembelajaran
Pada level evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta
program pelatihan pada materi pelatihan yang telah diberikan, dan juga dapat
mengetahui dampak dari program pelatihan yang diikuti para peserta dalam hal
peningkatan knowledge, skill dan attitude mengenai suatu hal yang dipelajari
dalam pelatihan. Pandangan yang sama menurut Kirkpatrick, bahwa evaluasi
pembelajaran ini untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang diperoleh dari materi pelatihan. Oleh karena itu diperlukan tes guna
utnuk mengetahui kesungguhan apakah para peserta megikuti dan memperhatikan
materi pelatihan yang diberikan. Dan biasanya data evaluasi diperoleh dengan
membandingkan hasil dari pengukuran sebelum pelatihan atau tes awal (pre-test)
dan sesudah pelatihan atau tes akhir (post-test) dari setiap peserta.
Pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga mencakup semua isi
materi dari pelatihan.
·
Level 3: Perilaku
Pada level ini, diharapkan setelah mengikuti
pelatihan terjadi perubahan tingkah laku peserta
(karyawan) dalam melakukan pekerjaan. Dan juga untuk mengetahui apakah pengetahuan, keahlian
dan sikap yang baru sebagai dampak dari program pelatihan, benar-benar
dimanfaatkan dan diaplikasikan di dalam perilaku kerja sehari-hari dan
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja/ kompetensi di unit
kerjanya masing-masing.
·
Level 4 : Hasil
Hasil akhir tersebut meliputi, peningkatan hasil produksi dan kualitas,
penurunan harga, peningkatan penjualan. Tujuan dari pengumpulan informasi pada level
ini adalah untuk menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi
secara keseluruhan. Sasaran pelaksanaan program pelatihan adalah hasil yang
nyata yang akan disumbangkan kepada perusahaan sebagai pihak yang
berkepentingan. Walaupun tidak memberikan hasil yang nyata bagi perusahan dalam
jangka pendek, bukan berarti program pelatihan tersebut tidak berhasil. Ada
kemungkinan berbagai faktor yang mempengaruhi hal tersebut, dan sesungguhnya
hal tersebut dapat dengan segera diketahui penyebabnya, sehingga dapat pula
sesegera mungkin diperbaiki. .
Download Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) terupdate dan terlengkap di
BalasHapusDownload SKKNI terupdate