Nagekeo Tetap Jadi Pusat Garam Nasional
Mbay,Flores Pos,Pemerintah Pusat tetap
berkomitmen untuk menjadikan Kabupaten Nagekeo sebagai pusat garam Nasional
dalam rangka swasembada Garam dari 9 sentra di Indonesia dan merupakan
satu-satunya senta garam di luar pulau jawa seperti
Indramayu,Cirebon,Pati,Rembang,Madura ataupun Tuban.
Hal tersebut diungkapkan Direktur
Jendral ( Dirjen) KP3K Sudirman Saad saat menyampaikan pemaparan kunjungannya
bersama rombongan ke Kabupaten Nagekeo,Rabu (22/6) malam di aula Hotel Sinar
Kasih,Mbai setelah mendengar pemaparan tentang Kabupaten Nagekeo oleh
Plt.Sekertaris Daerah Kabupaten Nagekeo,Ibrahim Yusup yang dihadiri rombongan
dari Jakarta dan Kupang yakni Yeremias T Kaban dan Suseno Sukoyono sebagai Staf
Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan,Ferrianto Djais Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha ( PMPPU ),Yesaya Mau Kepala BKKPN Kupang,Sulastri Rasyid
dari Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi NTT serta para pimpinan SKPD
Nagekeo.
Menurutnya pula bahwa kunjungan
Presiden di Kupang dan Wakil Presiden di Ende beberapa waktu lalu telah
disampaikan secara jelas bahwa Kabupaten Nagekeo di NTT harus bias menghasilkan
garam industry raksasa karena secara Nasional Kabupaten Nagekeo sudah dikenal
sebagai daerah yang akan menghasilkan garam secara besar-besaran bahkan dunia
karena di Madura atau di daerah pantura Jawa sudah air lautnya sudah tercemar
sehaingga sebagai daerah yang mempunyai potensi Garam berkualitas maka Nagekeo
merupakan pilihan yang penting.
Dia menyampaikan pula bahwa lahan
seluas 1.900 Ha yang disiapkan untuk pengelolaan garam Nasional sungguh sangat
kecil sehingga dikatakan bahwa lahan yang layak disiapkan adalah 5.000 Ha.
“Di Australia yang dikelola
PT.Cheetam Salt saja untuk lahan seluas 4.000 Ha menghasikan 1.3 juta ton
garam.Kita saja tahun lalu impor garam 1,4 juta ton dan rakyat bias marah
pemerintah kalau hanya untuk garam saja kita masih terus import dari
luar,”katanya
Terkait dengan Program Pengelolaan
Usaha Garam Rakyat ( Puger ) yang untuk Kabupaten Nagekeo dimana telah
disediakan dana 6 Miliar namun kondisi di lapangan dimana hanya ada 50 Ha sawah
garam rakyat sehingga hanya dialokasikan 2 Miliar dimana sesuai studi anggaran
keuangan dan Kesra dianggap terlalu besar sehingga yang sisa 4 miliar harus
dikomunikasikan dengan DPR RI agar dapat diberikan kepada Nagekeo untuk
mencetak Tambak Garam baru sehingga melalui instansi terkait dan DPRD Nagekeo
dapat membuat Proposal secepatnya kepada pihaknya untuk dikonsultasikan ke
Kementrian Kelautan dan Perikanan serta Komisi V DPR RI.
Plt Sekda Nagekeo Ibrahim Yusup
dalam pemaparannya mewakili Bupati Nagekeo pada kesempatan tersebut mengatakan
bahwa garam di Nagekeo telah lama diolah
secara Tradisional dengan luas
Potensial 1.936 Ha , di sepanjang Pantai Utara yakni dari Nggolonio sampai Kaburea
Dikatakan
pula bahwa saat ini telah disiapkan 745
Ha Pengembangan Garam Rakyat di Nggolonio, Tonggurambang, Aeramo Kec. Aesesa,
serta Tendakinde, Totomala, dan Anakoli Kec. Wolowae; sedangkan di Kel. Mbay II
(Waekokak seluas 1.191 Ha disiapkan Pengembangan Garam Industri.
Disampaikan pula bahwa sebagai
Kabupaten baru Kabupaten Nagekeo mengalami berbagai persoalan dalam pembangunan
seperti keadaan Topografi yang bergunung
dan berlembah curam dengan batuan cadas, membutuhkan biaya tinggi dalam
pembukaan, peningkatan dan pemeliharaan
jalan,keterbatasan jenis dan jumlah peralatan berat,terbatasnya dana bagi
pembukaan jalan yang mengakses ke Tambak Garam, peningkatan dan pemeliharaan
jalan, menyebabkan jumlah dan kondisi jalan dalam wilayah Kabupaten Nagekeo
tidak memenuhi standar teknis seperti : lebar, geometri dan type perkerasan.
Olehnya disampaikan pula bahwa Sektor
Perhubungan dirasakan belum menunjang System Perhubungan Terpadu karena belum
optimalnya fungsi Bandara Surabaya II
(peninggalan Jepang) seluas 300 Ha belum dikembangkan serta terbatasnya sarana
dan prasarana penunjang Pelabuhan Marapokot antara lain Listrik, Telepon,
drainase, Depot BBM, Terminal, Lapangan Parkir,rendahnya aksesibilitas sehingga
mempengaruhi minat masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir dan
laut,rendahnya SDM Perikanan sehingga sangat berpengaruh terhadap aspek-aspek
pembangunan perikanan lainnya, seperti rendahnya produksi dan produktivitas,
serta berkurangnya gairah usaha.
Hal lain yang merupakan masalah adalah
di sector kelautan dan perikanan adalah hasil tangkapan belum maksimal, karena
kurangnya sarana penangkapan seperti armada dan alat tangkap serta budaya
masyarakat yang orientasi usahanya masih pada lahan di darat, belum kondusif
mendukung pengelolaan kawasan pesisir dan laut.
Pemerintah Kabupaten Nagekeo mengharapkan
bahwa kedepan perlu adanya pengadaan sarana dan prasarana pengamanan laut
seperti peralatan tangkap (modernisasi teknik penangkapan),peningkatan kualitas
SDM Nelayan,pengembangan kelembagaan pengamanan sumber daya laut.
Selain itu pula diungkapkannya bahwa
pengembangan ekonomi masyarakat nelayan seperti Budi daya Tripang, Rumput Laut,
Rumpon, Mutiara, Ikan Keramba dan Koperasi Nelayan perlu
ditumbuhkembangkan,penataan pola pemukiman masyarakat pesisir serta pembangunan
dan pengembangan Tambak Garam dengan luas potensial 1.936 Ha segera
direalisasikan.
Nagakeo...suatu hari aku akan datang kesini..semoga kau akan ramah menyambutku.
BalasHapus