Kamis, 12 April 2012

Nagekeo Tetap Jadi Pusat Garam Nasional

yohaneslaja

Nagekeo  Tetap  Jadi Pusat Garam Nasional
Mbay,Flores Pos,Pemerintah Pusat tetap berkomitmen untuk menjadikan Kabupaten Nagekeo sebagai pusat garam Nasional dalam rangka swasembada Garam dari 9 sentra di Indonesia dan merupakan satu-satunya senta garam di luar pulau jawa seperti Indramayu,Cirebon,Pati,Rembang,Madura ataupun Tuban.
            Hal tersebut diungkapkan Direktur Jendral ( Dirjen) KP3K Sudirman Saad saat menyampaikan pemaparan kunjungannya bersama rombongan ke Kabupaten Nagekeo,Rabu (22/6) malam di aula Hotel Sinar Kasih,Mbai setelah mendengar pemaparan tentang Kabupaten Nagekeo oleh Plt.Sekertaris Daerah Kabupaten Nagekeo,Ibrahim Yusup yang dihadiri rombongan dari Jakarta dan Kupang yakni Yeremias T Kaban dan Suseno Sukoyono sebagai Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan,Ferrianto Djais  Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha ( PMPPU ),Yesaya Mau Kepala BKKPN Kupang,Sulastri Rasyid dari Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi NTT serta para pimpinan SKPD Nagekeo.
            Menurutnya pula bahwa kunjungan Presiden di Kupang dan Wakil Presiden di Ende beberapa waktu lalu telah disampaikan secara jelas bahwa Kabupaten Nagekeo di NTT harus bias menghasilkan garam industry raksasa karena secara Nasional Kabupaten Nagekeo sudah dikenal sebagai daerah yang akan menghasilkan garam secara besar-besaran bahkan dunia karena di Madura atau di daerah pantura Jawa sudah air lautnya sudah tercemar sehaingga sebagai daerah yang mempunyai potensi Garam berkualitas maka Nagekeo merupakan pilihan yang penting.
            Dia menyampaikan pula bahwa lahan seluas 1.900 Ha yang disiapkan untuk pengelolaan garam Nasional sungguh sangat kecil sehingga dikatakan bahwa lahan yang layak disiapkan adalah 5.000 Ha.
            “Di Australia yang dikelola PT.Cheetam Salt saja untuk lahan seluas 4.000 Ha menghasikan 1.3 juta ton garam.Kita saja tahun lalu impor garam 1,4 juta ton dan rakyat bias marah pemerintah kalau hanya untuk garam saja kita masih terus import dari luar,”katanya
            Terkait dengan Program Pengelolaan Usaha Garam Rakyat ( Puger ) yang untuk Kabupaten Nagekeo dimana telah disediakan dana 6 Miliar namun kondisi di lapangan dimana hanya ada 50 Ha sawah garam rakyat sehingga hanya dialokasikan 2 Miliar dimana sesuai studi anggaran keuangan dan Kesra dianggap terlalu besar sehingga yang sisa 4 miliar harus dikomunikasikan dengan DPR RI agar dapat diberikan kepada Nagekeo untuk mencetak Tambak Garam baru sehingga melalui instansi terkait dan DPRD Nagekeo dapat membuat Proposal secepatnya kepada pihaknya untuk dikonsultasikan ke Kementrian Kelautan dan Perikanan serta Komisi V DPR RI.
            Plt Sekda Nagekeo Ibrahim Yusup dalam pemaparannya mewakili Bupati Nagekeo pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa  garam di Nagekeo telah lama diolah secara Tradisional dengan  luas Potensial  1.936 Ha , di  sepanjang Pantai Utara  yakni dari Nggolonio  sampai Kaburea
            Dikatakan pula bahwa saat ini telah   disiapkan 745 Ha Pengembangan Garam Rakyat di Nggolonio, Tonggurambang, Aeramo Kec. Aesesa, serta Tendakinde, Totomala, dan Anakoli Kec. Wolowae; sedangkan di Kel. Mbay II (Waekokak seluas 1.191 Ha disiapkan Pengembangan Garam Industri.
Disampaikan pula bahwa sebagai Kabupaten baru Kabupaten Nagekeo mengalami berbagai persoalan dalam pembangunan seperti  keadaan Topografi yang bergunung dan berlembah curam dengan batuan cadas, membutuhkan biaya tinggi dalam pembukaan, peningkatan dan  pemeliharaan jalan,keterbatasan jenis dan jumlah peralatan berat,terbatasnya dana bagi pembukaan jalan yang mengakses ke Tambak Garam, peningkatan dan pemeliharaan jalan, menyebabkan jumlah dan kondisi jalan dalam wilayah Kabupaten Nagekeo tidak memenuhi standar teknis seperti : lebar, geometri dan type perkerasan.
Olehnya disampaikan pula bahwa Sektor Perhubungan dirasakan belum menunjang System Perhubungan Terpadu karena belum optimalnya fungsi  Bandara Surabaya II (peninggalan Jepang) seluas 300 Ha belum dikembangkan serta terbatasnya sarana dan prasarana penunjang Pelabuhan Marapokot antara lain Listrik, Telepon, drainase, Depot BBM, Terminal, Lapangan Parkir,rendahnya aksesibilitas sehingga mempengaruhi minat masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir dan laut,rendahnya SDM Perikanan sehingga sangat berpengaruh terhadap aspek-aspek pembangunan perikanan lainnya, seperti rendahnya produksi dan produktivitas, serta berkurangnya gairah usaha.
Hal lain yang merupakan masalah adalah di sector kelautan dan perikanan adalah hasil tangkapan belum maksimal, karena kurangnya sarana penangkapan seperti armada dan alat tangkap serta budaya masyarakat yang orientasi usahanya masih pada lahan di darat, belum kondusif mendukung pengelolaan kawasan pesisir dan laut.
 Pemerintah Kabupaten Nagekeo mengharapkan bahwa kedepan perlu adanya pengadaan sarana dan prasarana pengamanan laut seperti peralatan tangkap (modernisasi teknik penangkapan),peningkatan kualitas SDM Nelayan,pengembangan kelembagaan pengamanan sumber daya laut.
Selain itu pula diungkapkannya bahwa pengembangan ekonomi masyarakat nelayan seperti Budi daya Tripang, Rumput Laut, Rumpon, Mutiara, Ikan Keramba dan Koperasi Nelayan perlu ditumbuhkembangkan,penataan pola pemukiman masyarakat pesisir serta pembangunan dan pengembangan Tambak Garam dengan luas potensial 1.936 Ha segera direalisasikan.

1 komentar:

  1. Nagakeo...suatu hari aku akan datang kesini..semoga kau akan ramah menyambutku.

    BalasHapus