Jumat, 13 April 2012

Kunci keberhasilan fasilitator

yohaneslaja

Kunci keberhasilan fasilitator
Kunci keberhasilan fasilitator dalam mendampingi masyarakat terletak pada persiapan diri (fisik dan mental) untuk terjun dan terlibat dalam berbagai kegiatan dimasyarakat yang didukung oleh kapasitas, wawasan pemberdayaan dan ketrampilan yang memadai, agar kegiatan fasilitasi yang dilakukan dapat berhasil secara efektif.
Ada 10 hal penting yang perlu diperhatikan oleh seorang fasilitator agar pendampingan dapat berjalan secara efektif  :
1. Menghayati Kebutuhan Masyarakat
Penghayatan terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi masyarakat merupakan kunci sukses dalam proses pendampingan.  Ketajaman menganalisis dan menetapkan aspek penting yang menjadi kebutuhan masyarakat sangat menentukan corak bantuan, bimbingan dan fasilitasi yang akan dilakukan. Seorang fasilitator harus benar-benar menghayati apa yang menjadi harapan masyarakat dan empati terhadap apa yang menjadi kebutuhanya.
2. Menyadari Kekuatan dan Kelemahan diri
Sebelum terjun secara langsung dalam proses pendampingan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang fasilitator adalah mengenali jati diri. Hal-hal positif yang dimiliki yang dapat menunjang tugas seperti: wawasan, motivasi, ketrampilan, menjadi modal dasar dalam berinteraksi dengan orang lain.  Sedangkan kelemahan yang dimiliki menjadi rambu-rambu yang harus dihindari bahkan sebagai cambuk untuk meningkatkan ketrampilan yang dibutuhkan.  Masyarakat akan lebih mudah memahami informasi secara sederhana dan menyentuh kebutuhan langsung dirinya.
3. Bekerja dengan Rasa Penuh Rasa Tanggung jawab
Setiap tugas yang dibebankan harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.karena fasilitator yang bertanggung jawab akan mamapu mengambil keputusan dan menetapkan tujuan secara cepat.  Menerima tanggung jawab berarti berani menanggung resiko,  dan ciri orang/individu yang bertanggung jawab adalah mau menerima dan belajar dari kesalahan yang pernah dilakukanya
4. Menikmati Tugas
Lakukan tugas atau pekerjaan sebagai fasilitator dengan sepenuh hati.
Dalam mendampingi masyarakat ada 2 hal yang perlu dihayati : ketika bekerja bersama masyarakat dan menjadi pembicara utama dalam sesi penting , maka pada saat seperti itu harus bertindak sesuai tugas.namun dalam beberapa hal sikap sukarela tanpa pamrih,akan lebih menonjol. Dengan kata lain dalam diri seorang pekerja sosial akan tumbuh kepribadian sebagai seorang profesional yang sukarela.  Kenikmatan dalam menjalankan tugas akan terasa pada saat dirinya memberikan sesuatu yang terbaik /manfaat kepada orang lain, dan didalam dirinya lebih menonjol nilai kemanusiaan sebagai dasar pijakan diri.


5. Kebanggaan atas Kinerja
Pekerjaan mendampingi masyarakat adalah tugas mulia. Kebanggaan atas kinerja tidak menggambarkan ” keakuan ” tetapi lebih menggambarkan kesenangan dengan penuh rasa kerendahan hati.  Setiap fasilitator harus memiliki potret diri terhadap pekerjaanya, maka dari itu lakukan tugas pendampingan dengan baik dan benar.
Kinerja fasilitasi dapat dikenali dari tingkat kemandirian masyarakat dalam memecahkan masalah.
6. Menyesuaikan Diri ( Adaptasi )
Seorang pendamping harus mampu meyesuaikan diri yang cepat dengan masyarakat.kemampuan beradaptasi  dalam segala situasi secara nyata akan berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat terhadap keberadaan pendamping. Pengenalan terhadap karakteristik sasaran dan apa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat lokal akan membantu langkah-langkah peleburan dan upaya pemberdayaan.  Sosialisasi dilakukan secara bertahap melalui penyesuaian lingkungan dan penghayatan terhadap kebiasaan atau adat istiadat.  Pendamping harus mampu menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat secara keseluruhan.
7. Menetapkan Prioritas
Susunlah segala prioritas kegiatan fasilitasi sesuai dengan tingkat dan bobot masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan fasilitator sendiri.  Tetapkan aspek mana saja yang harus dilakukan segera.  Penetapan skala prioritas harus memperhatikan dua hal, pertama : apakah rencana kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan bernilai bagi masyarakat. Kedua : berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
8. Membangun Kemitraan
Fasilitasi juga berarti upaya menjalin hubungan antar individu, antar institusi / lembaga, antar kelompok yang berbeda.  Fasilitator harus selalu berupaya untuk membangun relasi agar mempermudah kerja masyarakat dalam mengakses informasi dan teknologi yang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Jalinlah kedekatan dan kerjasama  saling menguntungkan dengan organisasi lokal, pemerintah, tokoh masyarakat, perusahan dan lain pihak. Hubungan yang terbangun diarahkan untuk mengembangkan jejaring sosial yang secara langsung berdampak pada perubahan masyarakat
9. Keyakinan Positif ( possitive believing)
Berfikirlah positip dalam sanakan tugas dan  kegiatan fasilitasi, karena yang dihadapi bukan rumus matematis yang pasti,tetapi dihadapai manusia dengan beragam karakter. Sedangkan berkeyakinan positif ( possitive believing ) merupakan keyakinan bahwa positip thinking dapat bekrja, artinya segala sesuatu akan terwujud apabila dilakukan dengan keyakinan dan persiapan yang matang

10. Belajar
Belajar merupakan kunci sukses bagi seorang fasilitator, karena belajar sudah menjadi bagian tugas hidup dan profesinya. Tuntutan peguasaan terhadap pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat harus menjadi perhatian utama dari seorang fasilitator.  Seorang fasilitator diharapkan mampu menginput infomasi yang berkembang dari waktu-kewaktu yang mendorong fasilitator untuk terus mengembangkan akses dan meningkatkan wawasanya yang diperlukan dalam kegiatan fasilitasi. Ketajaman dalam melihat perubahan dan prilaku yang terjadi dalam masyarakat merupakan proses belajar langsung yang berimplikasi terhadap cara dan strategi yang digunakan untuk mendampingi masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar