Kunci keberhasilan
fasilitator
Kunci keberhasilan fasilitator dalam mendampingi
masyarakat terletak pada persiapan diri (fisik dan mental) untuk terjun dan
terlibat dalam berbagai kegiatan dimasyarakat yang didukung oleh kapasitas,
wawasan pemberdayaan dan ketrampilan yang memadai, agar kegiatan fasilitasi
yang dilakukan dapat berhasil secara efektif.
Ada 10 hal penting yang perlu diperhatikan oleh
seorang fasilitator agar pendampingan dapat berjalan secara efektif :
1. Menghayati Kebutuhan Masyarakat
Penghayatan terhadap kebutuhan dan masalah yang
dihadapi masyarakat merupakan kunci sukses dalam proses pendampingan.
Ketajaman menganalisis dan menetapkan aspek penting yang menjadi kebutuhan
masyarakat sangat menentukan corak bantuan, bimbingan dan fasilitasi yang akan
dilakukan. Seorang fasilitator harus benar-benar menghayati apa yang menjadi
harapan masyarakat dan empati terhadap apa yang menjadi kebutuhanya.
2. Menyadari Kekuatan dan Kelemahan diri
Sebelum terjun secara langsung dalam proses
pendampingan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang fasilitator adalah
mengenali jati diri. Hal-hal positif yang dimiliki yang dapat menunjang tugas
seperti: wawasan, motivasi, ketrampilan, menjadi modal dasar dalam berinteraksi
dengan orang lain. Sedangkan kelemahan yang dimiliki menjadi rambu-rambu
yang harus dihindari bahkan sebagai cambuk untuk meningkatkan ketrampilan yang
dibutuhkan. Masyarakat akan lebih mudah memahami informasi secara
sederhana dan menyentuh kebutuhan langsung dirinya.
3. Bekerja dengan Rasa Penuh Rasa
Tanggung jawab
Setiap tugas yang dibebankan harus dilakukan
dengan penuh rasa tanggung jawab.karena fasilitator yang bertanggung jawab akan
mamapu mengambil keputusan dan menetapkan tujuan secara cepat. Menerima
tanggung jawab berarti berani menanggung resiko, dan ciri orang/individu
yang bertanggung jawab adalah mau menerima dan belajar dari kesalahan yang
pernah dilakukanya
4. Menikmati Tugas
Lakukan tugas atau pekerjaan sebagai fasilitator
dengan sepenuh hati.
Dalam mendampingi masyarakat ada 2 hal yang perlu
dihayati : ketika bekerja bersama masyarakat dan menjadi pembicara utama dalam
sesi penting , maka pada saat seperti itu harus bertindak sesuai tugas.namun
dalam beberapa hal sikap sukarela tanpa pamrih,akan lebih menonjol. Dengan kata
lain dalam diri seorang pekerja sosial akan tumbuh kepribadian sebagai seorang
profesional yang sukarela. Kenikmatan dalam menjalankan tugas akan terasa
pada saat dirinya memberikan sesuatu yang terbaik /manfaat kepada orang lain,
dan didalam dirinya lebih menonjol nilai kemanusiaan sebagai dasar pijakan
diri.
5. Kebanggaan atas Kinerja
Pekerjaan mendampingi masyarakat adalah tugas
mulia. Kebanggaan atas kinerja tidak menggambarkan ” keakuan ” tetapi lebih
menggambarkan kesenangan dengan penuh rasa kerendahan hati. Setiap
fasilitator harus memiliki potret diri terhadap pekerjaanya, maka dari itu
lakukan tugas pendampingan dengan baik dan benar.
Kinerja fasilitasi dapat dikenali dari tingkat
kemandirian masyarakat dalam memecahkan masalah.
6. Menyesuaikan Diri ( Adaptasi )
Seorang pendamping harus mampu meyesuaikan diri
yang cepat dengan masyarakat.kemampuan beradaptasi dalam segala situasi
secara nyata akan berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat terhadap
keberadaan pendamping. Pengenalan terhadap karakteristik sasaran dan apa yang
menjadi kebutuhan dasar masyarakat lokal akan membantu langkah-langkah
peleburan dan upaya pemberdayaan. Sosialisasi dilakukan secara bertahap
melalui penyesuaian lingkungan dan penghayatan terhadap kebiasaan atau adat
istiadat. Pendamping harus mampu menempatkan dirinya sebagai bagian dari
masyarakat secara keseluruhan.
7. Menetapkan Prioritas
Susunlah segala prioritas kegiatan fasilitasi
sesuai dengan tingkat dan bobot masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan
fasilitator sendiri. Tetapkan aspek mana saja yang harus dilakukan
segera. Penetapan skala prioritas harus memperhatikan dua hal, pertama :
apakah rencana kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan bernilai
bagi masyarakat. Kedua : berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
8. Membangun Kemitraan
Fasilitasi juga berarti upaya menjalin hubungan
antar individu, antar institusi / lembaga, antar kelompok yang berbeda.
Fasilitator harus selalu berupaya untuk membangun relasi agar mempermudah kerja
masyarakat dalam mengakses informasi dan teknologi yang bermanfaat untuk
kehidupan masyarakat. Jalinlah kedekatan dan kerjasama saling menguntungkan
dengan organisasi lokal, pemerintah, tokoh masyarakat, perusahan dan lain
pihak. Hubungan yang terbangun diarahkan untuk mengembangkan jejaring sosial
yang secara langsung berdampak pada perubahan masyarakat
9. Keyakinan Positif ( possitive
believing)
Berfikirlah positip dalam sanakan tugas dan
kegiatan fasilitasi, karena yang dihadapi bukan rumus matematis yang
pasti,tetapi dihadapai manusia dengan beragam karakter. Sedangkan berkeyakinan
positif ( possitive believing ) merupakan keyakinan bahwa positip thinking
dapat bekrja, artinya segala sesuatu akan terwujud apabila dilakukan dengan
keyakinan dan persiapan yang matang
10. Belajar
Belajar merupakan kunci sukses bagi seorang
fasilitator, karena belajar sudah menjadi bagian tugas hidup dan profesinya.
Tuntutan peguasaan terhadap pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan oleh
masyarakat harus menjadi perhatian utama dari seorang fasilitator.
Seorang fasilitator diharapkan mampu menginput infomasi yang berkembang
dari waktu-kewaktu yang mendorong fasilitator untuk terus mengembangkan akses
dan meningkatkan wawasanya yang diperlukan dalam kegiatan fasilitasi. Ketajaman
dalam melihat perubahan dan prilaku yang terjadi dalam masyarakat merupakan
proses belajar langsung yang berimplikasi terhadap cara dan strategi yang
digunakan untuk mendampingi masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar