Kamis, 12 April 2012

Pandangan Baru terhadap Motivasi

yohaneslaja.com
                                                 Pandangan Baru terhadap Motivasi

Presentasi ini didasarkan buku Drive (2009) yang ditulis oleh Daniel Pink, yang sebelumnya terkenal sebagai pengarang buku A Whole New Mind (2005) tentang penggunaan otak kiri dan otak kanan. Otak kiri biasanya dikaitkan dengan pemikiran logis, aturan bahasa, dan matematika daripada pemikiran otak kanan yang lebih bersifat menyeluruh dan kreatif.
Pemikiran tentang motivasi mempunyai sejarah sendiri, sebagai berikut:
Periode
Pemikiran tentang motivasi
Sebelum 1900
Motivasi 0 – Pekerja dipaksa
1900 – 1950+
Motivasi 1 – Pekerjaan dianalisis, diukur, dikendalikan
1960 – Sekarang
Motivasi 2 – Pekerja dipengaruhi Rewards dan Punishment
Seharusnya
Motivasi 3 – Motivasi berasal dari dalam (Intrinsik, internal)
Motivasi 2 masih digunakan di banyak organisasi, yang berusaha untuk mencari Reward yang dapat memotivasi pekerja, padahal sering tidak berhasil dengan jenis pekerjaan yang memerlukan pemikiran kreatif (otak kanan). Pada jaman sekarang, seharusnya menggunakan Motivasi 3. Pada kotak di bawah ini, terdapat tujuh macam kegagalan yang bisa terjadi bila menggunakan Motivasi 2 pada situasi yang memerlukan motivasi intrinsik.
Contoh-contoh kegalanan:
1. Orang bekerja karena dia menganggap tugas tersebut penting dan dikerjakan demi orang lain. Begitu diberi uang, dianggap terhina, atau dianggap bila dibayar harus jauh lebih besar uangnya. Motivasi internal hilang.
2. Banyak pengkajian membuktikan bahwa pemberian insentif bisa menurunkan kinerja, terutama pekerjaan kreatif.
3. Pekerjaan kreatif perlu melihat input dari bidang lain dsb, tetapi begitu diberi Reward, seperti pekerja pakai kacamata kuda, sehingga tidak begitu kreatif lagi.
4. Membayar kepada orang yang menyumbang darah mengakibatkan jumlah donor turun. Orang tidak mau memberi sumbangan. Kecuali uang langsung disumbangkan ke kegiatan lain yang dianggap baik. Begitu pula dengan sukarelawan pada saat bencana alam. Kalau dibayar, tidak akan bekerja.
REWARD AND PUNISHMENT:
7 MACAM KEGAGALAN
1. Dapat memadamkan motivasi internal
2. Dapat menurunkan kinerja
3. Dapat mematikan kreativitas
4. Bisa mengesampingkan kelakuan baik
5. Bisa mendorong penipuan atau pelanggaran kode etik
6. Bisa menjadi madatan reward
7. Mendorong pemikiran jangka pendek
5. Orang akan mencoba mendapat Reward dengan potong kompas, mengganggu presasti orang lain, dan menipu demi Reward.
6. Kalau hari ini dibayar Reward, besok tidak akan bekerja kecuali diberi Reward lagi. Dan lama-lama, Reward harus ditingkatkan. Hal ini juga dapat dilihat pada anak kita. Kalau sekali dibayar untuk cuci piring, cuci mobil, membersihkan kamar, dsb, tidak akan dikerjakan lagi tanpa dibayar!
7. Untuk mendapat hasil yang lebih baik, kita sering harus melihat jangka panjang. Hasil turun sementara agar nanti bisa besar sekali. Tapi buat orang yang mengejar Reward, tidak mau mengabaikan Rewardnya sehingga selalu melihat jangka pendek saja.
Motivasi 3.0:
Autonomy terhadap Task, Technique, Time, Team (kegiatan, metode, waktu, dan tim)
Mastery, dengan mengingat tiga hukum, yaitu:
1. Kalau percaya bahwa kecerdasan kita tidak berubah, setiap kegiatan menjadi test. Kalau percaya bahwa kecerdasan kita bisa berubah, setiap kegiatan adalah kesempatan meningkatkan ilmu.
2. Tidak mudah atau cepat menjadi Master.
3. Kebutuhan untuk masih belajar tidak akan hilang, walaupun sudah puluhan tahun.
Purpose adalah tujuan yang besar dan terhormat.
Cara meningkat diri sendiri dengan menerapkan Motivasi 3.0:
1. Apakah saya hari ini lebih berhasil daripada kemarin?
2. Apakah hari ini saya menambah ilmu?
3. Melakukan evaluasi kinerja terhadap diri sendiri.
4. Bagaimana kegiatan ini berhubungan dengan Purpose saya?
5. Harus melakukan praktek (latihan) yang secara sengaja meningkatkan keterampilan atau menutup kelemahan.
6. Mencari umpan balik yang tajam dan spesifik.
7. Menentukan bidang mana yang perlu diperbaiki.
8. Mendorong anak buah untuk mengevaluasi diri sendiri.
9. Pada saat dikunjungi di lapangan, harus menerima umpan balik dari atasan yang datang ke lapangan.
Cara meningkatkan keterampilan organisasi:
1. Memberi waktu secara rutin untuk mengerjakan apa saja yang diinginkan.
2. Melakukan audit Autonomy terhadap kegiatan, waktu, metode, dan tim.
3. Melibatkan anak buah dalam penentuan tujuan.
4. Bertanya kepada anak buah tentang tujuan besar.
5. Jangan melakukan kompetisi dalam pekerjaan.
6. Menghilangkan aspek tugas yang mematikan semangat (Autonomy, Mastery, Purpose).
7. Menghilangkan aspek fisik kantor yang mematikan semangat (Autonomy, Mastery, Purpose).
Fasilitator Teknik di PNPM seharusnya cukup termotivasi, karena:
1. Mempunyai Purpose yang sangat tinggi:
Meningkatkan kualitas kehidupan dan keadaan ekonomi orang miskin.
2. Mendapat kesempatan untuk menjadi tenaga yang betul-betul ahli (Mastery):
Meningkatkan kemampuan diri untuk menyediakan prasarana yang dibutuhkan: penentuan lokasi, desain, anggaran, konstruksi, pemeliharaan, dan penciptaan manfaat maksimal.
3. Mendapat keterampilan yang dapat diterapkan di pekerjaan apa pun, dan membuat fasilitator lebih mandiri dan tidak tergantung orang lain (Autonomy & Mastery):
Menjadi lebih ahli dalam penerapan banyak keterampilan kehidupan, termasuk pengalihan ilmu, pelatihan, pembimbingan, fasilitasi, pembicaraan, pendengaran, penulisan, analisis, identifikasi masalah, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, pemakaian komputer, kreativitas, evaluasi, dan manajemen.
4. Berkerja secara cukup mandiri, tanpa instruksi atau perintah yang terlalu kaku dan mematikan kreativitas (Autonomy):
Bekerja sendiri di lapangan, dan menentukan waktu, kegiatan, teknik kerja, dan tempat kunjungan sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar